Cuaca Buruk, Nelayan Pesisir Banten Menganggur Tak Berani Melaut selama Sepekan
Merdeka.com - Nelayan pesisir utara dan selatan Banten sejak sepekan terakhir tidak melaut akibat cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang. Mereka khawatir cuaca buruk akan membahayakan keselamatan.
"Kami tidak berani melaut karena cuaca sangat membahayakan keselamatan jiwa," kata Ano, seorang nelayan Teluk 1 Labuan Kabupaten Pandeglang dilansir Antara, Kamis (29/12).
Kebanyakan nelayan tradisional itu menggunakan tangkapan perahu kecil, sehingga bisa menimbulkan kecelakaan laut jika gelombang di atas 2,5 meter dengan tiupan angin 35 knot/jam.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa perahu nelayan Indramayu dibuat berukuran besar? Para nelayan membutuhkan perahu yang besar, kokoh dan tangguh dalam mengaruhi lautan agar pekerjaannya berjalan dengan lancar.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa perahu nelayan Cilacap butuh energi lebih besar di laut? “Saat melaut, perahu nelayan harus menerjang ombak atau melawan arus. Tentunya butuh energi yang lebih besar.“
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
"Kami lebih baik menganggur, karena cuaca kurang bersahabat itu dan bisa mengalami kecelakaan laut,"kata Ano.
Begitu juga nelayan lainnya, Sumardi mengaku bahwa saat ini nelayan di pesisir selatan Banten atau Samudera Hindia tidak melaut, selain cuaca ekstrem dengan ketinggian gelombang mencapai empat meter dan tiupan angin bergerak dari arah barat laut dan kecepatan 35 knot/jam. Selain itu juga tangkapan ikan di sini tidak ada, sehingga para nelayan tidak melaut.
"Kami selama sepekan terakhir tidak melaut, karena cuaca buruk itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak Ahmad Hadi mengatakan nelayan di sini sekitar 3.600 jiwa tersebar di 11 tempat pelelangan ikan (TPI) tidak melaut akibat cuaca buruk.
Selama nelayan tidak melaut terpaksa memperbaiki alat tangkap dan di antaranya beralih profesi seperti mengojek, mengemudi angkutan dan berdagang.
"Kami mengimbau nelayan agar tidak melaut, karena cukup membahayakan keselamatan jiwa," katanya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaPantai Teluk, Pandeglang, Banten, disebut-sebut sebagai salah satu pantai paling kotor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaBMKG menyebut cuaca ekstrem dengan curah hujan ringan dan lebat hampir terjadi di seluruh wilayah Pulau Bali.
Baca Selengkapnya